Remaja Putri Mesir Jadi “Dubes RI” Sehari

By Admin


nusakini.com-Kairo-Umumnya, jabatan duta besar Indonesia dijabat tokoh yang kaya berpengalaman ataupun senior. Tapi, apa jadinya jika posisi kepala perwakilan justru diisi oleh remaja putri yang berasal dari negara lain. 

Pemandangan tersebut terjadi saat KBRI Cairo ikut berpartisipasi dalam perayaan hari anak perempuan internasional (international day of the girl), pekan lalu. Posisi Duta Besar Indonesia untuk Mesir yang dijabat Helmy Fauzi, untuk satu hari ‘dipegang’ Dalia (21), remaja asal Mesir.  

Aktivitas ‘ambil alih’ ini merupakan bagian dari program ‘Girls Takeover’. Kegiatan ini merupakan kolaborasi KBRI Cairo dengan Kementerian Solidaritas Sosial Mesir, LSM Plan International dan Kedubes Kanada di Mesir. 

Selayaknya ‘Dubes’, Dalia mendapatkan paparan perkembangan terkini tentang  Indonesia. Kali ini, briefing tidak hanya dilakukan Dubes Helmy melainkan sejumlah diplomat perempuan andal yang ada di KBRI Cairo. Mereka adalah Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler Ninik Rahayu, Sekretaris II Ekonomi Novi Fitmawati, Sekretaris II Politik Siti Fauziah, dan Sekretaris III Penerangan Sosial dan Budaya Arum Primasty.  

Isu yang dibahas pun beragam. Mulai dari hubungan bilateral RI-Mesir, perlindungan pekerja migran perempuan hingga capaian tokoh-tokoh perempuan Indonesia dalam pentas nasional. Saat menerima briefing, ‘Dubes’ Dalia pun juga menyicipi makanan khas Indonesia seperti nasi goreng dan sate.  

Untuk diketahui, Hari Anak Perempuan Internasional dirayakan pada tanggal 11 Oktober setiap tahunnya. Rangkaian kegiatan peringatan Hari Anak Perempuan Sedunia di Mesir sendiri diisi dengan berbagai aktivitas. Mulai dari program ‘Girls Takeover’, program komunitas di 8 provinsi hingga ‘Egypt Girls Summit’. Selain Indonesia, tercatat 18 perwakilan asing dan 3 perwakilan organisasi Internasional di Cairo yang mengikuti program ‘Girls Takeover’. 

Menjadi peserta program ini, seperti Dalia’ pun tidak mudah. LSM Plan International melakukan serangkaian seleksi di sejumlah provinsi. Syarat utamanya tentu kandidat ‘dubes’ adalah remaja perempuan.  

Sosok Dalia sendiri juga terbilang aktif dalam berbagai forum pemberdayaan perempuan di Mesir. Dia aktif dalam sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam pemberdayaan perempuan diluar Cairo. Bersama kelompoknya, Dalia mencoba membangun ruang ramah perempuan, yang memungkinkan kaum hawa bebas beraktivitas dan memperkaya kemampuan diri melalui berbagai kursus dengan aman dan nyaman. 

Lebih lanjut, Dubes Helmy Fauzi mengaku antusias mengikutsertakan KBRI Cairo dalam program ini. Menurutnya, keterlibatan ini merupakan bentuk dukungan nyata Indonesia dalam isu kesetaraan gender. Terlebih, Presiden Joko Widodo juga telah memberi contoh nyata dengan menempatkan sejumlah tokoh perempuan dalam berbagai posisi penting di kabinet. Tidak hanya itu, pada tahun 2016, Presiden Joko Widodo pun tercatat sebagai salah satu duta program PBB "He for She" yang mendorong negara-negara di dunia untuk meningkatkan kesetaraan gender. 

“Selain ingin menginspirasi anak dan remaja perempuan, kami juga ingin menunjukkan bahwa Indonesia telah melakukan banyak hal dalam mendorong isu kesetaraan gender,” urai Dubes Helmy. 

Dirinya menambahkan, isu kesetaraan gender kerap disepelekan. Terlebih, jika isu tersebut dipolitisir dan dikaitkan dengan topik agama. Padahal, lanjut dia, banyak kaum perempuan yang memiliki kualitas setara dengan tokoh pria.  

“Komitmen pemerintah sudah jelas yakni menjunjung kesetaraan gender, serta berupaya keras mencegah kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan. Dan sikap ini juga disampaikan lugas dalam banyak forum internasional,” kata Dubes Helmy. 

Dalia sendiri mengaku senang mendapat kesempatan menjadi ‘Dubes RI’. “Indonesia adalah negara yang maju dalam pemberdayaan perempuan. Saya ingin berkunjung ke Indonesia untuk bertukar pengalaman dan belajar mengenai pemberdayaan perempuan, dan membawa hasilnya untuk diterapkan di Mesir,” ujar dia. (p/ab)